Jumat, 11 Januari 2013

Cerita Rakyat Buton



Piamoyitu yi sangu kampo yi biwina tawo yi Wolio.Mboremo samia yayaro temanga ana-ananamo mayidi-yidina.Apelo to dhadhiakana saeo-saeo,kadhangiamo topasuru oinana akarajaa samia-miana,karajana kumpulu kau,kasimpo asoa atawa pobolosiaka te giu mosaganana to faraluna saeo-saeo.Momini mboyitu,sadhia to kinanadena saeo-saeo amarasaimpuu sstopokawa apesua padhangia ikane to ikandeaka.Kadhangia yincia siy podhompuu tangiakana anana kaepuna atangi saeo-saeo wakutuna akande ronamo yinda te ikane.
Piamo yitu,okaepuna tomasiaka mpuu oinana te manga oakana atangi,yinda teunto roonamo pelu ea kande ikane.Sadhia mpuu akana ruamiana,te inana sadhia bujua sabhara giu.Sabhara giu usahana inda membali apaunto tangina,mala soahanda atangi.Roonamao andina sadhia atangi torosu,te inana amendeumpuu arango tangina anana,kasimpo inana apeloakamea i emanina anana,asapo apeloakea karona oikane itawo.
Sakawana yi bhiwina tawo oinana lausaka apongano itawo,bhea ose oikane modhangiana yi pasi,sampe apoolia.Sapokawakana piamba ikane,oinana ambulimo ibhanua pekangkilomea ikanena kahimpo anasu,samasasana akandemo po bhawa-bhawa.Karajana apelo ikane samia-miana,amembalimo karajaana oinana saeo-saeo to anana imasiakana.
Saangu waktu,oinana yieantagi umbana ea pambuli ikane ipoolina indamo ambuli.Padha incia yitu kaepuna kemba mea manga akana asapoaka itawo antanta oinana.
Inda mangenge aumbamo inana pokawa teemanga anana kaasimpo adawua piamba ikanekasimpomo kaepuna aemani apasusua.Momini oinana kalondo-londo itawo bha pene i yati.Sapolandana i yati,talu-talu miaya anana,atokidha akamata inana abhalimo.
Obhalina tomataumpuu minaka yi aena sakawana itoputuna,akoonamo te-apobhangumo ikane.Sakamatana oinana antagimo manga anana talumia.Momoni mbomai sadhia inana eapaunto manga anana kasimpomo apasusu anana kaepu,kaasimpo apaumbaea ambuli uka abhawakea ikane to manga anana sapadhana apasusu oanana ka asapo itawo
Saeo,ruaeona,oinana malagamo ambuli akamata manga anana ibhiwina tawo.Momini inana,oanana kaepu sadjia abhaka oinana,teamani asusu.Maka oakana akaka sadhia apaunde incana andina,kasimpomo oakana moporitangana alagu maasi ibhiwina tawo :
Wa inaa Wandiyu-ndiyu
Mayi paasusu andiku
Andiku Lambatambata
Akaku Laturungkoleo
Sapadhana anana alagu-lagu tee harapu mpuu, inda mangenge inana atimbamo minaaka itawo, maka amembalimo satumpo manusia,satumpo ikane. Sakawana ibhawona tawo, oinana inda malingu adhawu mea ikane manga anana momangengemo antantagia.
Saeyo, ruaeo, ande apelu apokawa teinana alaguakapo lagu Wandiyu-ndiyu. Maka samangengena sadhia aumbamo apokawa temanga anana ibhiwina tawo,oanana motutubina karona.Sahandana kabharina akawamo talingana te-indamo amembali apene iyati, roonamo amembalimo sambaa ikane diyu.
TERJEMAHAN DALAM BAHASA INDONESIA
Dahulu kala, di suatu kamping dekat pantai buton,tinggalah seorang janda miskin bersama tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil.Untuk mencari nafkah sehari-hari, dengan terpaksa si ibu harus bekerja seorang diri. Pekerjaan yang dilakukan yakni mengumpulkan kayu bakar, kemudian dijual atau ditukar dengan benda-benda lain untuk keperluan hidup sehari-hari.namun demikian, acapkali kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari amat sulit terpenuhi termasuk menyediakan ikan untuk laut. Keadaan yang demikian menyebabkan si bungsu sehari-hari menangis tatkala anak makam karena tanpa ikan.
Suatu hari, si bungsu yang amat dikasihi oleh ibu dan kakaknya ini menagis tanpa henti dan merengek minta dihidangkan ikan. Berkali-kali kedua kakaknya, terlebih si ibu, membujuknya dengan berbagai cara. Upaya yang ditempuh tidak mampu meredakan tangisnya , bahkan justru sebaliknya
, karena si bungsu tetap menangis dan si itu tak tega untuk membiarkan anaknya menangis , lalu si ibu berupaya mewujudkan permintaan anaknya dengan jalan mencari sendiri ikan dilaut.
Saat tiba di tepi pantai, si ibulalu menceburkan diri ke laut, berenang, menyelam dan menyelam lagi untuk mengejkar ikan – ikan di dasar laut hingga berhasil ditangkap. Setelah mendapatkan beberapa ekor ikan,si ibu kembali ke rumah untuk menemui anak-anaknya yang telah menunggunya. Setibanya di rumah ikan tangkapan dibersihkan lalu dimasak untuk selanjutnya disantap bersama. Kegiatanmencari ikan di laut seorang diri telah merupakan tugas sehari-hari si ibu demi si bungsu yang amat dikasihinya.
Suatu waktu, si ibu yang telah dinanti-nantikan kedatangannya untuk membawa pulang ikan-ikan tangkapann tak kunjung tib. Sementara itu si bungsu terus menerus menangis meminta lauk dari ikan dan ingin menyusu. Keesokan harinya si bungsu diajak oleh kedua kakaknya ke tepi pantai untuk menjemput ibu mereka.
Beberapa saat kemudian si ibu datang menghampiri anak-anaknya sambil memberikan beberapa ekor ikan. Kla itu si bungsu merengek minta di susui, sehingga si ibu yang sebagian tubuhnya masih terendam air harus naik ke darat, ketiga anaknya terperenjat menyaksikan tubuh ibu mereka yang telah berubah.
Perubahan itu tampak mulai dari kaki hingga lutut, yang telah bersisik dan telah membentuk ekor ikan. Melihat ibu mereka demikian, si ibu tetap menghibur ketiga anaknya dan menyusui si bungsu sambil menjanjikan akan kembali lagi membawakan ikan pada anak-anaknya. Usai menyusui si bungsu, lalu pamit pada anak-anaknya untuk kembali ke laut.hari – hari berikutnya, si ibu mulai jarang datang menghampiri anak-anaknya ditepi pantai. Karena si ibu tak muncul-muncul juga, sementara si bungsu tetap menanyakan ibu mereka, juga minta disusui, maka si anak tengah berusaha menghibur si bungsu dan si sulung sambil berdendang syahdu di tepi pantai :
Wa inaa wandiyu-diyu
Mayi paasusu andiku
Andiku Lambatatambata
Akaku Waturungkoleo
Artinya :
Wahai ibu wahai si duyung-duyung
Kemarilah susui adikku
Adikku Lambatatambata
Kakakku Waturungkoleo
Beberapa saat usai mendendangkan syair lagu dengan penuh perasaan dan harapan, lalu dengan penuh perasaan dan harapan, lalu muncullah si ibu dari dalam laut dengan wujud separuh manusia dan separuh ikan. Ketika muncul ke permukaan air, si ibu tidak lupa memberikan beberapa ekor ikan kepada anak-anaknya yang telah lama merindukannya.
Hari demi hari, bila ingin bertemu ibu mereka, dendangkan lagu Wandiyu-diyu lalu dilagukan. Akan tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, kian hari di setiap kemunculannya menemuianak-anaknya di tepi pantai, sisik-sisik yang menutupi tubuhnya semakin meluas hingga menutupi telinganya. Akibatnya sejak itu si ibu tak dapat mendengarkan dendang syahdu suara anak-anaknya dan tak mampu lagi mengijakkan kakinya ke darat kembali. Karena telah berubah menjadi seekor ikan duyung.

0 komentar:

Posting Komentar